About Broken Home


    Hallo, kenalin nama gua Illy (nama samaran) pada tulisan pertama gua, mungkin gua bakal bercerita tentang bagaimana hidup gua sebagai anak broken home. Yaps, tentu saja sebagai pembaca gua jamin pasti ada hal yang dapat lo petik dari cerita gua ini. Terserah apakah lo juga anak broken home ataupun enggak. Oke saatnya bercerita.

    Gua adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ga ada yang istimewa dari keluarga gua. Keluarga gua ga tajir tapi sebenarnya ga bisa dibilang miskin juga, masih cukuplah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ya walaupun kadang-kadang susah juga. Meskipun bokap gua digaji oleh pemerintah, hal itu tak serta merta dapat mencukupi kebutuhan hidup anak-anaknya. Kalau nyokap gua ga kerja. Dari awal anak pertama lahir sampai anak ketiga lahir, bokap gua emang ga ada pernah ada asik-asiknga jadi seorang bokap. (Sebenarnya gua udah males menyinggung kata yang berhubungan dengan keluarga, ya mungkin karena gua udah merasa dikecewakan. Entahlah mungkin karena gua merasa tak seberuntung mereka yang punya keluarga harmonis sehingga gua ingin selalu menutup telinga mendengar segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga). Saat ini pun gua sedang berusaha untuk menjadi biasa saja apabila menyinggung hal yang menjadi topik sensitif bagi gua.

   Gua menjadi anak broken home ketika gua masih duduk di bangku SMP. Di masa-masa seseorang mencari jati diri dan mulai meningkat rasa keingintahuan mereka. Meskipun ada juga kejadian anak broken home sejak kecil atau pun sejak lahir, barangkali ada baiknya kita berbicara di luar konteks siapa yang lebih cepat dan siapa yang lebih lambat. Karena gua yakin pemilik semesta sudah mengatur semuanya dengan sangat baik. 

   Gua tak pernah menyangka gua harus menerima kenyataan bahwa penyebab gua menjadi anak broken home adalah orang yang pernah dekat sama keluarga gua dulu. Lucu emang. Ya tapi ya sudahlah, gua ga akan pernah bisa mengontrol apa yang diinginkan dan yang ingin dilakukan seseorang. Meskipun bukan gua yang mengakibatkannya namun, kadang hal ini yang menyakitkan bagi gua. Gua yang bahkan gatau apa-apa, harus menerima akibat yang jelas-jelas bukan gua yang menyebabkannya.

  Gua saat itu masih merasa tak mampu menerima keadaan. Gilakk! Lo bayangkan lo bangun pagi, ketika lo mau pergi sekolah telinga lo sudah diperdengarkan dengan perang mulut antar kedua belah pihak yang saling membela diri masing-masing. Apa salah gua? Pagi gua sudah dihancurkan dan mood gua berantakan sudah! Gua pergi sekolah dengan mood yang berantakan, gua jadi tak bersemangat hari itu. Sampai hari-hari berikutnya woi! Pusing gua! 

   Gua yang masih labil pengen melanjutkan sekolah ke tempat yang jauh dari rumah gua. (Saat itu gua udah kelas 9 SMP). Gua pengen melanjutkan SMA jauh dari rumah. Gua benar-benar tak nyaman lagi berada di rumah. Bahkan sebenarnya gua ga bisa menyebut rumah itu sebagi rumah. Bahkan kalau gua boleh berpendapat sebenarnya percuma saja mereka tetap mempertahankan pernikahan jika mereka saja perang dingin dan kadangkala saling baku hantam. Haha. 

Mengatakan tak ingin kami menjadi bulan-bulanan. Toh jadi atau tidaknya kami sudah jadi bulan-bulanan. Jadi, sebenarnya gak perlu berlagak peduli dengan kami. Ya begitulah. Bokap nyokap gua ga cerai tapi sama aja boong woi, serumah tapi ga ngomong-ngomong. Sudah bertahun-tahun pun gua tak menyangka bagaimana bisa mereka tetap bertahan dengan kondisi yangs seperti ini. Jika memang merasa tak sampai hati agar kami tak menjadi buah bibir orang-orang gua rasa percuma. Toh semua orang udah tau. 

  Okey, di sini gua akansedikit bercerita akhirnya keinginin gua untuk sekolah jauh dari rumah terkabul. Doa gua didengar oleh pemilik semesta. Gua bersyukur banget terbebas dari suara-suara yang sama sekali tak diinginakan oleh anak manapun. Gua tinggal di lingkungan yang baru dan gua berharap lingkungan itu mampu membentuk karakter yang baik dalam diri gua. Gua ga pengen dengan keadaan yang menimpa gua, gua mencari pelampiasan untuk menumpahkan seluruh kekecewaan gua atas hidup yang gua pikir saat itu sangatlah buruk. 

   Mungkin gua bakal cerita banyak tentang masa-masa SMA gua, karena gua merasa di sinilah masa-masa yang sangat berharga bagi gua, dan mungkin jika tak ada masa-masa ini terjadi bisa saja masa depan gua sudah hancur.


Okey gua bakal next di part selanjutnya ya^_^


Komentar